Tuesday, February 5, 2013

Melebur di kemeriahan Sekaten Solo

Libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari Kamis, 24 Januari 2013 memberikan celah bagi para traveler untuk libur lebih lama. Daripada menghabiskan waktu di mal, ambil saja ambil cuti satu hari agar bisa menikmati long weekend 

Perayaan Sekaten yang berlangsung selama tujuh hari penuh akan ditutup dengan tradisi Grebeg Mulud yang jatuh tepat pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

di luar kota.

Rekomendasi Wego Indonesia minggu ini adalah menikmati perayaan Sekaten di Solo. Tradisi ini rutin diadakan setiap tahunnya untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten resmi dibuka pada hari Kamis lalu (17/1), dan akan berlangsung selama satu minggu, dengan puncaknya acara Grebeg Mulud pada 24 Januari nanti.

Para pengrawit yang bertugas menabuh gamelan sepanjang perayaan Sekaten di kota Solo.

Sekaten (berasal dari kata Syahadatain) adalah upacara yang diadakan setiap tanggal 5 Mulud menurut penanggalan Jawa. Upacara ini serentak diadakan di dua kota, yakni Solo dan Yogyakarta. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Saat gamelan ditabuh, masyarakat berbondong-bondong datang, dan saat itulah Walisongo melakukan syiar. Hingga kini tradisi gamelan tetap dipertahankan sebagai penanda dimulainya perayaan Sekaten.

Dua perangkat gamelan pusaka diangkut dari Bangsal Ponconiti menuju Masjid Gede Kauman, untuk prosesi Miyos Gongso di Keraton Ngayogyakarta. Gamelan pertama bernama Kyai Guntur Madu yang berada di bangsal Pradangga (sebelah kanan/selatan Masjid Agung Kasunanan Surakarta), dan yang kedua  adalah Kyai Guntur Sari yang berada di bangsal Pragangga (sebelah kiri/utara Masjid Agung Kasunanan Surakarta). Sebanyak 120 abdi dalem keraton turut mengawal gamelan ini dari keraton menuju Masjid Agung.

Ada ritual khusus bagi para penabuh gamelan (pengrawit). Mereka wajib berpuasa sebelumnya dan memberikan sesajen berupa kembang, kemenyan, dan variasi buah-buhan pada kedua gamelan pusaka tersebut. Saat bertugas, para pengrawit juga mengenakan seragam khusus.

Pasar Malam Sekaten yang digelar di Alun-alun Utara Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah menjadi alternatif ajang rekreasi bagi warga Solo.

Kedua set gamelan dimainkan secara bergantian dari pagi hingga menjelang petang, selama 7 hari berturut-turut setelah sebelumnya diadakan pembacaan doa. Sesaat setelah gamelan ditabuh, janur kuning yang dipakai untuk menghias bangsal masjid keraton diperebutkan warga yang memenuhi lokasi. Janur kuning dipercaya dapat membawa berkah bagi hidup mereka. Pada malam terakhir (11 Mulud/ 23 Januari 2013), kedua gamelan pusaka akan dibawa pulang ke dalam Keraton.

Selain rangkaian upacara dan tradisi, Sekaten di kota berslogan The Spirit of Java ini juga diramaikan oleh pasar malam yang hanya muncul saat Sekaten saja. Pasar Malam Sekaten diadakan di Alun-alun Utara, Keraton Surakarta Hadiningrat. Berbagai wahana permainan masa kecil seperti komidi putar, bianglala, dan bombom car, ada di pasar ini. Selain itu, barang-barang unik yang jarang dijual di kota besar seperti celengan gerabah dan kapal tuk-tuk juga bisa Anda temukan di sana.

Puncak perayaan Sekaten ditandai dengan diadakannya Grebeg Mulud, yang ditandai dengan keluarnya Gunungan Jaler dan Gunungan Estriakan. Dua tumpeng raksasa tersebut diarak dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung sekitar pukul 08:00. Momen puncak ini menarik perhatian ribuan warga. Mereka tak hanya datang dari Solo, namun juga daerah-daerah di sekitarnya, seperti Sragen, Karanganyar, Wonogiri, dan lain-lain.

Puncak perayaan Sekaten yang ditandai dengan arak-arak gunungan berisi beras ketan, buah-buahan, serta sayur-sayuran yang dibawa dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung.

Pengunjung yang hadir berharap ikut mendapatkan isi gunungan yang terdiri dari berbagai macam hasil bumi dan jajanan pasar. Biasanya berisi beras ketan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Pada momen ini, seluruh abdi dalem Keraton Surakarta beserta kerabat keraton ikut berkumpul. Gunungan didoakan terlebih dahulu sebelum kemudian dibagikan kepada masyakarat.

Kalau Anda termasuk festival hunter, perayaan Sekaten di Solo termasuk yang sayang untuk dilewatkan. Sebab di sinilah berpadu unsur tradisi dan religi yang ajarannya masih kuat dianut oleh warga Solo. Belum terlambat, masih ada waktu dua hari untuk berkemas dan meluncur ke Solo untuk ikut hanyut dalam kemeriahan Sekaten.


View the original article here

0 comments:

Loading....

Post a Comment